Pilih yang mana, ndes? (Foto: indravaganza.wordpress.com) |
Kedai, atau biasa disebut angkringan, merupakan salah satu tempat hang out atau tempat nongkrong yang sekarang lagi digandrungi oleh masyarakat saat ini khususnya mahasiswa. Menu makanan sih sebetulnya sederhana: nasi bungkus dengan lauk yang beragam (mulai dari ikan teri sampai ayam), gorengan, pangsit, sate telur burung puyuh, sate bakso, sate kulit dan jeroan ayam, dan terkadang ada pula mie instan sebagai menu lain selain nasi.
Suasana angkringan umumnya sempit, hanya beberapa kursi panjang untuk 3-4 orang, dan sisanya bisa duduk manis di sekeliling lokasi angkringan asal ngga jauh-jauh dari tempat angkringan. Namun ternyata hal itu menjadikan suasana angkringan semakin guyub, terbukti dengan seringnya tempat ini digunakan sebagai tempat untuk kumpul dan berbincang, bahkan penjual pun juga sering mengajak pengunjungnya untuk sekedar membahas hal-hal yang sedang terjadi di daerahnya atau di koran.
Walaupun jam operasi angkringan bisa dibilang cukup malam: dari jam 19.00 sampai tengah malam, akan tetapi banyak orang yang rela untuk berlama-lama disana dan menikmati malam sambil makan gorengan atau sekedar dengan teh atau kopi panas. Salah satu angkringan yang terkenal di semarang adalah Angkringan Pak Gik yang berada di Jalan Gajahmada, Semarang. Singkirkan pandangan kali yang terpampang di depan mata, sajian gorengan dan nasi serta teh hangat jelas membuat suasana menjadi lebih baik. Angkringan yang dibuka mulai dari jam 12 malam ini sering diberi label sebagai urban legend oleh warga Semarang, hal ini karena tempat ini sangat ikonik dan khas, dan juga ada beberapa kisah mengenai keberadaan angkringan ini.
Rame-rame silaturahmi ke Pak Gik (Foto: Seputarsemarang.com) |
(Aldio Cahyo Senoaji)
No comments:
Post a Comment